Panic buying atau memborong sejumlah barang secara besar-besaran terjadi di banyak negara seperti Australia, Tokyo, dan Hong Kong. Di Indonesia, setidaknya ada di enam kota besar menyusul pengumuman dua WNI positif terjangkit Covid-19 oleh Presiden Joko Widodo.
Meski tindakan itu dinilai berlebihan, tapi pakar kebijakan publik menyebut aksi tersebut timbul lantaran pemerintah tidak sigap menangkap kekhawatiran masyarakat yang muncul sejak wabah virus corona muncul Desember silam dan bukti tidak ada kebijakan yang solid di seluruh kementerian dan pemerintah daerah.
Di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, seperti dilaporkan wartawan Quin Pasaribu untuk BBC News Indonesia, sejumlah toko yang menjual alat kesehatan dan obat-obatan memajang tulisan besar-besar: MASKER HABIS di etalase kaca. Pengunjung yang datang pada Selasa (03/03) sore, mesti gigit jari karena kehabisan.
Kalaupun ada harganya tak terjangkau kantong. Satu kotak dijual antara Rp300.000 - Rp450.000.
"Kemarin saya beli masker satu kotak Rp70 ribu, sekarang mau beli harganya Rp400 ribu ya Allah... ini mah lebaran masker," kata Santi sambil berdecak tanda kesal.
Karyawan di Kementerian Pekerjaan Umum, Malik juga berburu masker dan gel pembersih tangan. Ia diperintah perusahaan plat merah itu, membeli dalam jumlah banyak sebagai langkah antisipasi penularan virus corona.
Tapi Malik kalah cepat dari pembeli lain.
"Saya beli hand sanitizer dan rencana masker, cuma uangnya kurang," ucap Malik.
"Kemarin saya dikasih tahu teman harga masker masih Rp150 ribu tapi sekarang sudah Rp300 ribu lebih," sambungnya.
Beberapa penjual di Pasar Pramuka, bercerita sejumlah barang seperti masker, hand sanitizer atau gel pembersih tangan, dan sabun pencuci tangan diborong pembeli begitu Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga negara Indonesia dinyatakan positif Covid-19.
Seorang penjual, Erna, mengatakan stok masker dan gel pembersih tangan ludes dalam satu jam.
"Saat pengumuman Senin itu, masker saya jual Rp400 ribu alhamdulilah habis sepuluh kotak," ujar Erna sembari tertawa senang.
"Ini saya mau pesan (masker) lagi dari Lampung. Soalnya di Jakarta sudah nggak ada barang, biasanya saya pesan dari Cikarang," tukasnya.
Toko swalayan diserbu pembeli
Di beberapa pusat perbelanjaan, aksi memborong juga terjadi. Seorang penjaga toko swalayan Tip Top yang tak mau disebut namanya bercerita kepada BBC, pada Senin (02/03) malam jumlah pengunjung membludak.
"Kemarin (Senin) itu tutup jam 11 malam. Biasanya kita sudah close jam 10 malam. Wah itu pembeli borong indomi berdus-dus, sampai habis stok kami."
Dari pantauan BBC yang mendatangi toko di kawasan Rawangun, Jakarta Timur, itu pada Selasa (03/03) beberapa keranjang nampak kosong seperti gel pembersih tangan, sabun pencuci tangan, masker, dan sejumlah multivitamin.
Penjaga toko juga berkata semenjak isu virus corona mencuat pihak distributor tak lagi mengirim masker dan gel.
"Di semua jaringan Tip Top, sudah nggak ada stok."
Namun begitu, tidak lagi terlihat pembeli yang memboyong bahan pokok dalam jumlah besar.
Seorang pengunjung, Titi, mengaku tak ikut memborong makanan. Tapi ia menyetok obat dan multivitamin hingga dua kali lipat dari biasanya.
"Karena kasus ini (virus corona), saya beli dua kali lipat untuk obat flu, vitamin, susu. Karena di toko obat juga sudah menipis," ujar Titi.
"Untuk makanan sih enggak, ini belanja bulanan aja."
Panic buying terjadi di kota-kota besar
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, Roy Mandey, mengakui terjadi aksi belanja secara tidak wajar setelah pemerintah menyatakan ada dua WNI yang dipastikan terkena virus corona.
Dari catatan Roy, panic buying terjadi di enam kota besar. Dimulai dari Jakarta dan merembet sampai ke Semarang, Surabaya, dan Bali.
Akan tetapi tak semua toko swalayan di Ibu Kota diserbu pembeli.
"Tapi tidak menyeluruh di semua toko. Sama kayak Jakarta, yang terjadi (panic buying) hanya di Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan. Di Jakarta Timur tidak terlalu, Jakarta Utara juga tidak terlalu. Jadi euforia saja, tadi pagi (Selasa) sudah mulai normal," ujar Roy Mandey saat konferensi pers di Jakarta.
Lonjakan pembelian pada Senin itu, menurut Roy, berkisar antara 10-15%. Meski klaimnya, tidak signifikan tapi beberapa barang seperti masker, gel pembersih tangan, disinfektan, mi instan, dan bahan pangan lainnya habis.
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, yang turut hadir dalam konferensi pers itu hanya bisa mengimbau masyarakat agar tidak panik. Sebab panic buying bakal merugikan masyarakat dan mendorong ketidakstabilan harga dan pasokan.
Karena itulah, ia menyarankan untuk berbelanja secara wajar.
"Pemerintah mengimbau untuk tidak panic buying karena pasokan barang saat ini cukup, jadi masyarakat diminta hati-hati dalam berbelanja. Silakan belanja sesuai kebutuhan," ujar Menteri Agus Suparmanto."
Ketika BBC bertanya apa langkah pemerintah jika situasi serupa terjadi, Menteri Agus, mengatakan 'tidak ada'. Pun tak ada rencana untuk membatasi pembelian seandainya ada aksi borong.
Sementara khusus untuk masker yang saat ini kian langka di sejumlah toko swalayan, Agus lagi-lagi mengimbau produsen agar memprioritaskan kebutuhan dalam negeri dan menyarankan pedagang tak menaikkan harga.
Padahal menurut Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI), pemerintah sudah saatnya mengambil alih distribusi masker dan menyediakan secara gratis di tempat-tempat umum.
Jika itu tidak dilakukan, akan menimbulkan kesan ketidakpercayaan kepada pemerintah.
"Ini kaitannya menimbulkan kepercayaan kepada pemerintah. Bahwa pemerintah untuk mencegah (virus corona) sudah melakukan ini dan itu. Kalau tidak, kesannya masyarakat jadi melindungi diri sendiri," ujar Ketua Pengurus Pusat PDEI, Adib Khumaidi kepada BBC.
"Contoh di MRT, kalau perlu ada pembagian masker gratis dan hand sanitizer. Ini perlu dilakukan sehingga tidak panik."
Kalau perlu, kata dia, pemerintah mulai membatasi pembelian masker di supermarket.
"Kalau tidak mekanisme pasar yang terjadi. Yang punya duit akan borong, yang tidak punya duit ya tidak ada keadilan jadinya. Ini yang harus kita cegah."
Menurut Adib, aksi borong masker disebabkan ketidaktahuan masyarakat tentang pemakaian masker yang benar. Kata dia, masker sebaiknya dipakai jika berada di suatu tempat publik yang dipenuhi banyak orang.
Itu untuk terhindar dari penularan virus seperti influenza atau virus lainnya.
"Memang ada saran yang sehat nggak perlu pakai masker. Masalahnya sekarang yang sakit apapun itu, agak sulit menjamin mereka memakai masker. Sehingga masyarakat sebaiknya pakai untuk pencegahan."
'Pemerintah tak punya desain kebijakan'
Pengumuman dua warga negara Indonesia positif terinfeksi Covid-19 disampaikan Presiden Joko Widodo bersama Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto, di teras Istana Negara.
Duduk di sofa panjang, Presiden Jokowi menjelaskan terlebih dahulu tentang upaya pemerintah mengantisipasi penyebaran virus corona di 135 pintu masuk baik darat, laut, maupun udara.
"Semuanya dijaga ketat meskipun dalam praktiknya tidak mudah," kata Jokowi.
Setelahnya Presiden Jokowi menyebut ada dua WNI berusia 64 dan 31 tahun tertular Covid-19 dari seorang warga Jepang yang berkunjung ke tanah air.
"Dicek dan tadi pagi saya mendapat laporan dari Menkes bahwa ibu ini dan putrinya positif corona."
Mantan gubernur DKI Jakarta ini pun menyisipkan pesan kepada masyarakat agar tetap menjaga kebersihan tangan demi terhindar dari virus yang telah menyerang di lebih dari 60 negara tersebut.
"Menjaga higienis, banyak cuci tangan kita, kontak-kontak yang tidak perlu tidak usah dilakukan dulu dan menjaga tubuh agar tetap fit sehingga imunitas ada dalam tubuh kita."
Pakar kebijakan publik dari Universitas Indonesia, Zuliansyah, menilai apa yang disampaikan Presiden Jokowi tak cukup untuk menenangkan kekhawatiran publik.
Kendati telah berkali-kali mengatakan bahwa pemerintah siap menghadapi wabah ini, tapi tak ada penjelasan yang utuh tentang sejauhmana tindakan pencegahan itu dilakukan dan bagaimana impelementasinya.
Parahnya, kepala daerah bertindak sendiri-sendiri menyikapi virus corona.
Ketidakseragaman pernyataan dari pusat hingga daerah ini, kata Zulfiansyah, menunjukkan pemerintah tak memiliki desain kebijakan yang baik.
Itu mengapa ia tak kaget jika di masyarakat terjadi kepanikan luar biasa dengan memborong bahan pokok dan alat-alat kesehatan.
"Desain kebijakan itu harusnya disampaikan pemerintah sehingga masyarakat tahu kita aman, karena pemerintah punya desain untuk mengatasi virus corona," tuutur Zulfiansyah kepada BBC Indonesia, Rabu (04/03).
"Ketika desain kebijakan itu tidak disampaikan, maka banyak spekulasi di masyarakat yang tidak perlu."
"Akhirnya masing-masing kepala daerah bergerak sendiri-sendiri. Ini bukti tidak ada kebijakan yang solid di seluruh kementerian dan pemda. Sehingga seolah-olah tidak ada panduan untuk memberi penjelasan ke publik apa yang disiapkan pemerintah."
"Kalau sejak awal pemerintah menjabarkan itu akan menenangkan masyarakat."
Dari pantauannya, pemerintah tidak pernah menjabarkan strategi jangka pendek maupun panjang tentang bagaimana menangani wabah ini jika masuk ke Indonesia.
Hal lain, pemerintah dinilai tak pernah memperhitungkan dampak wabah ini jika merebak di masyarakat.
"Misalnya target pemerintah apa dalam jangka berapa lama... semisal dalam waktu tiga bulan akan lakukan A, B, C, D. Model impelementasinya apa? Pemerintah juga harus perhatikan risiko-risiko yang terjadi atas semua tindakan itu."
Sayangnya pula, Presiden Jokowi pada saat mengumumkan ada dua WNI yang positif Covid-19, tidak memaparkan dengan lengkap desain kebijakannya kepada masyarakat. Malah, kata dia, lebih banyak melempar ke Menteri Kesehatan.
"Ketika kasus ini muncul paparkan desain kebijakannya, langkahnya apa, punya sistem pemantauan yang clear dan itu masyarakat mendengar. Anggap breaking news, itu relatif menekan kepanikan masyarakat."
"Karena panik timbul dari ketidaktahuan dan informasi yang simpang siur."
"Ini wabah, secara nasional pemerintah pusat harus me-lead proses ini."
"terjadi" - Google Berita
March 05, 2020 at 11:48AM
https://ift.tt/2vIQeMH
Virus corona: Panic buying terjadi di enam kota besar, 'ini bukti tidak ada kebijakan yang solid di seluruh kementerian dan pemda' - BBC Indonesia
"terjadi" - Google Berita
https://ift.tt/2FocxIK
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Tidak ada komentar:
Posting Komentar