LONDON, KOMPAS.com - Pada pukul 23.00 waktu setempat, Brexit, atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, resmi terjadi. Mengakhiri keanggotaan berusia 47 tahun.
Momen bersejarah itu disambut sukacita dan tangis di seluruh negeri, menyudahi perdebatan bertahun-tahun tentang perlunya mereka untuk mandiri di dunia.
Inggris pun menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa, organisasi yang didirikan untuk menyatukan Benua Biru sejak Perang Dunia II.
Baca juga: Meski Ada Brexit, Pemerintah Lebih Khawatirkan Dampak Virus Corona
Ribuan orang pun melambai-lambaikan bendera Union Jack sejak Brexit resmi diberlakukan pukul 23.00, dalam perayaan yang digelar di Brussels, Belgia.
"Kami berhasil!" pekik Nigel Farage, mantan anggota Parlemen Eropa yang berkampanye untuk Brexit selama bertahun-tahun, sembari bergabung menyanyikan lagu kebangsaan.
Sementara seorang pendukung bernama Tony Williams menyatakan kini setelah 47 tahun lamanya, mereka telah terbebas dari UE.
"Ini adalah hari fantastis. Benar-benar fantastis. Hari yang sangat dinantikan sejak lama akhirnya tiba," kata Williams dilansir Reuters.
Resminya London hengkang dari salah satu organisasi terkuat dunia itu berdampak kepada terbelahnya sikap baik pendukung maupun penentang.
Kalangan pro-Eropa, termasuk 3,6 juta warga UE yang mengadu nasib di sana, memperingati momen tersebut dengan perayaan lilin.
Terdapat diskusi mengenai bagaimana masa depan UE pasca-ditinggal Inggris. Sebab bagaimana pun, Inggris masih termasuk pusat finansial.
Baca juga: Bagaimana Dampak Brexit terhadap Kebijakan Transfer Klub Liga Inggris?
"Bukan akhir, sebuah awal"
Dalam pidatonya seperti dikutip AFP, Perdana Menteri Boris Johnson mengakui nantinya bakal ada jalan terjal. Namun dia yakin keputusan ini bakal berbuah sukses.
Salah satu otak Brexit itu menjanjikan akan menyatukan seluruh negara dalam kemakmuran, dan yakin "era baru kerja sama" bakal terjadi sembari Inggris mempunyai peran lebih besar di dunia.
"Hal penting yang perlu disampaikan malam ini (Jumat, 31 Januari 2020) adalah ini bukanlah akhir. Melainkan sebuah awal," tegasnya.
Sebelumnya, UE sudah menurunkan bendera merah, putih, dan biru Inggris dari markasnya di Brussels, jelang momen Brexit.
Baca juga: Akhirnya, Parlemen Inggris Loloskan Kesepakatan Brexit
Kanselir Jerman Angela Merkel menyebutnya "momen perubahan". Sementara Presiden Perancis Emmanuel Macron menganggapnya "tanda peringatan".
Pekan ini, masa bakti anggota Parlemen Eropa dari Inggris berakhir dengan dikumandangkannya Auld Lang Syne, lagu tradisional Skotlandia tentang perpisahan.
Tidak ada yang banyak berubah secara langsung. Sebab, masih ada masa transisi selama 11 bulan yang bakal dijalani negara dan organisasi tersebut.
Warga Inggris masih diperbolehkan bepergian dan berdagang secara bebas dengan negara UE hingga 31 Desember. Meski begitu, mereka secara hukum mereka sudah keluar.
Selama rentang waktu tersebut, Inggris masih harus berdiskusi dengan Uni Eropa, mitra dagang terbesar mereka, mengenai posisi mereka ke depannya.
"Kami ingin mempunyai relasi terbaik dengan Inggris, meski nantinya tak sebaik saat masih menjadi anggota," kata Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
Baca juga: Ada Ketidakpastian Brexit, Ekonomi Inggris Tumbuh Melambat
"terjadi" - Google Berita
February 01, 2020 at 07:27AM
https://ift.tt/2RMNlma
Brexit, Inggris Keluar dari Uni Eropa, Resmi Terjadi - Kompas.com - Internasional Kompas.com
"terjadi" - Google Berita
https://ift.tt/2FocxIK
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Tidak ada komentar:
Posting Komentar